Anda ingin membuat buat Buku Tamu seperti ini?
Klik di sini

Senin, 09 Januari 2012

Pentingnya Asupan Gizi Anak

detail berita




SEBANYAK 60 persen dari 10 juta anak di dunia meninggal akibat malnutrisi. Dua per tiga anak dari yang meninggal itu diakibatkan kesalahan pemberian makan. Anak menjadi kurang gizi, sehingga memiliki daya tahan tubuh lemah dan rentan sakit. 
 
Banyak di antara orang tua yang berpikir memberi makan anak hanyalah sekedar mengenyangkan perutnya semata. Padahal, pemberian makan pada anak memiliki unsur lain yang jauh lebih esensial ketimbang hanya untuk menghentikan tangisannya akibat kelaparan. Sejatinya, makanan diperlukan untuk tercukupinya kebutuhan nutrisi, beraktivitas, tumbuh kembang, penyembuhan dan pencegahan penyakit, serta kelangsungan hidup manusia.
 
Di balik itu, pemberian makanan kepada buah hati yang dilakukan bunda rupanya banyak mempunyai nilai edukasi pada anak. Anak diajarkan untuk disiplin, tata karma, mengajak anak untuk menyukai berbagai makanan, dan mempererat hubungan ibu dan anak. Menurut Dr Sri S Nasar SpA (K), ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu genetik atau keturunan, asupan nutrisi, dan stimulasi.
 
”Faktor genetik karena merupakan pembawa keturunan, maka tidak dapat diintervensi atau diubah,” kata Sri saat acara peluncuran MobiPresinutri di Puskesmas Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu. Sebaliknya, tukas Sri, unsur nutrisi dan stimulasi dapat dirancang dan dibentuk sehingga orangtua dapat mempersiapkannya secara optimal.
 
Pada waktu golden period, yang sebenarnya telah dimulai sejak trimester akhir kehamilan sampai anak berusia tiga tahun, merupakan masa di mana otak anakanak bertumbuh secara pesat. ”Sehingga untuk memaksimalkan fungsinya, maka anak perlu diberi asupan nutrisi serta stimulasi yang tepat,” kata Dr Savitri Handayana MM, selaku Kepala Puskesmas Kelurahan Bendungan Hilir.
 
Salah satu sumber nutrisi yang diperoleh anak adalah dari makanannya. Kembali lagi masalahnya masih banyak orang tua yang belum mengerti benar tentang hal ini. Pemberian makan kepada anak sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan & kapasitas anak itu sendiri. Hal ini karena anak-anak ternyata membutuhkan kalori yang lebih besar dari orang dewasa, yaitu untuk anak < 3 tahun membutuhkan antara 100–120 kkal/kg BB/hari dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya membutuhkan 35–40 kkal/kg BB/hari.
 
Tetapi karena kapasitas perut anak-anak lebih kecil dibandingkan orang dewasa, maka sebaiknya anak jangan dipaksakan untuk diberikan makan dalam jumlah besar seperti orang dewasa. Jadi, sebaiknya anak diberi makan dalam jumlah yang sedikit namun sering. Seperti misalnya apabila orang dewasa makan tiga kali sehari, untuk anak pemberian makan dapat dijadikan lima kali sehari.
 
Misalnya dengan jadwal seperti berikut: pagi hari sarapan dengan pemberian susu. Menjelang siang, beri anak kudapan. Setelah itu, saatnya pemberian makan siang dan dilanjutkan susu sebelum tidur siang. Nah, ketika malam, berikan makan malam dan sebelum berangkat tidur beri anak susu kembali. Untuk snack, ibu bisa memberikan yang menyehatkan, misalnya buah atau puding.
 
Perlu diketahui, anak di bawah usia tiga tahun membutuhkan lemak dan minyak yang cukup untuk perkembangannya. Lain dengan anak di atas usia ini, kebutuhan lemak dan minyak tidak menjadi hal yang pokok. Adapun zat gizi yang penting untuk pertumbuhan anak, di antaranya asam amino (esensial), kalsium, zat besi, DHA, dan AA.
 
Apabila gizi anak tidak terpenuhi, maka akan menderita malnutrisi. Badan Dunia menyinyalir, gizi buruk atau malnutrisi berperan besar terhadap kematian anak. Sedikitnya 60 persen dari 10 juta anak di dunia meninggal akibat penyakit ini. Sementara dua per tiganya, meninggal disebabkan kesalahan pada pemberian makanan. Malnutrisi yang dialami anak di bawah tiga tahun, dapat menimbulkan gangguan permanen pada otak. ”Atau bisa juga anak mengalami kurangnya kemampuan berpikir,” kata Sri.
 
Malnutrisi ini bisa dikarenakan kekurangan zat gizi atau justru kelebihan. Bila kekurangan, maka di masa tuanya kelak anak akan mengalami kerapuhan tulang atau osteoporosis, daya tahan tubuh menjadi terganggu, serta gangguan reproduksi yang dapat mengarah pada infertilitas. Sedangkan malnutrisi akibat kelebihan gizi mengakibatkan anak menderita obesitas, risiko terkena penyakit jantung koroner, hingga diabetes.
 
Dalam rangka meningkatkan pemahaman keluarga mengenai nutrisi dan stimulasi, Sari Husada meluncurkan MobiPresinutri yang akan menjangkau puluhan ribu keluarga di ratusan daerah di Pulau Jawa. Wahana edukasi nutrisi dan stimulasi presisi keliling ini akan mendatangi 125 titik di Pulau Jawa hingga 5 Juli 2010. MobiPresinutri merupakan sebuah bus yang dirancang khusus, di mana di dalamnya terdapat sekitar delapan jenis permainan pendukung tumbuh kembang anak, sekaligus wahana edukasi nutrisi bagi ibu dan anak.
 
Marketing Manager SGM George Yudistira mengungkapkan, kebutuhan masyarakat mengenai edukasi nutrisi masih belum terpenuhi maksimal. Merespons kebutuhan ini, Sari Husada dengan brandsusu formula SGM Eksplor 3 dan SGM Aktif 4, menciptakan MobiPresinutri. Hal ini sekaligus juga menjadi bentuk dukungan Sari Husada mendorong peran posyandu yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.
 
”MobiPresinutri akan memulai roadshow di Jabodetabek, serta beberapa kota seperti Sukabumi, Tasikmalaya, Solo, Semarang, Madiun, Malang, dengan total lebih dari 10 kota,” terang George.
 
Sementara Ignatius Ari Djoko Purnomo, Corporate Communication Sari Husada menjelaskan, selain untuk menjangkau sebanyak mungkin masyarakat, kegiatan ini juga bermaksud memberikan inspirasi bagi pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti posyandu atau puskesmas. Selain posyandu dan puskesmas, MobiPresinutri juga akan mendekatkan edukasi nutrisi di sekolah termasuk pendidikan anak usia dini atau PAUD.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants For Single Moms